Novel Dead Until Dark
Dead Until Dark - Suka dengan Twilight Saga? Maka sebaiknya cobalah mencicipi buku ini. Dead Until Dark adalah buku pertama dari delapan seri Sookie Stackhouse Novel. Cerita vampire dikisahkan dengan cara yang amat berbeda dari cerita vampir lainnya yang cenderung mengikuti gambaran mitos barat, maupun vampire sebagaimana yang digambarkan dalam saga Twilight.
Sebagai seorang pembaca yang cukup pemilih, seri Sookie Stackhouse yang berkisah seputaran vampire sejatinya bukan buku yang ada dalam prioritas book wishlist saya. Satu-satunya novel vampire yang pernah saya beli adalah Buffy the Vampire Slayer buku 5. Tetapi, saya sendiri cukup terkejut karena saya ternyata bisa menikmati cerita tentang vampire yang dituturkan dengan memikat dalam novel Dead Until Dark ini.
Apa yang ada dalam pikiran anda mendengar “Sookie Stackhouse”? Meski cover buku ini bisa dikatakan cantik, dengan gambar wanita yang juga cantik, namun entah kenapa yang ada dalam otak saya ketika mendengar Sookie Stackhouse adalah rumah tua yang seram dan berhantu.
Ternyata,alih-alih nama sebuah rumah tua berhantu, Sookie Stackhouse adalah nama seorang gadis cantik berusia 25 tahun yang terlahir dengan kemampuan membaca pikiran orang lain. Dengan kondisi seperti itu, ditambah penolakan dari kedua orang tuanya, Sookie akhirnya memutuskan untuk berhenti sekolah dan bekerja sebagai pelayan di sebuah bar di kotanya Bon Temps.
Keunikan novel ini adalah, dalam kisah ini vampire dapat hidup berdampingan dengan manusia tanpa berusaha menyembunyikan keberadaan mereka. Mereka dikenal sebagai vampire, yang dalam novel ini artinya adalah manusia yang terinfeksi suatu virus dalam darahnya yang membuatnya hidup abadi dan mengharuskan mereka mengkonsumsi darah untuk dapat bertahan hidup.
Bahkan dari para vampire tersebut, ada yang memiliki tekad untuk dapat hidup secara legal sebagai penduduk Amerika. Kehadiran vampire bernama Bill, di bar tempat Sookie bekerja menjadikan hidupnya yang selama ini terkucil karena keabnormalannya berbalik 180 derajat. Semenjak kehadiran vampire itu di Bond Temps, ada wanita-wanita yang dibunuh dengan sadis.
Tentu saja, Bill menjadi salah satu yang diduga melakukan pembunuhan-pembunuhan ini, sementara dugaan yang sama juga mengarah pada Jason, kakak kandung Sookie. Sebenarnya siapa yang melakukan pembunuhan-pembunuhan sadis di Bond Temps ini? Apa motifnya? Kenapa kakak kandung Sookie bisa diduga menjadi tersangkanya, padahal yang diperkirakan menjadi korban berikutnya adalah Sookie sendiri?
Ada banyak sekali keunikan dalam kisah Sookie Stackhouse yang pertama ini. Disini, pembaca akan dikenalkan dengan komunitas fangbangers, yaitu mereka yang memuja vampire dan bahkan merelakan diri mereka menjadi santapan vampire. Selain itu,pembaca juga akan dikejutkan dengan konsep manusia yang meminum darah vampire, vampire yang membunuh kawannya sendiri menggunakan pasak, manusia yang bisa berubah menjadi apapun yang diinginkannya (dan khususnya harus berubah setiap malam purnama).
Kejutan yang menurut saya paling lucu adalah Bubba, artis legenda Amerika yang dikisahkan ternyata belum meninggal ketika dimasukkan ke liang lahat dan akhirnya diubah menjadi vampire oleh salah seorang vampire yang nge-fans padanya. Siapa Bubba? Anda bisa menebaknya (bahkan terbahak) mengetahui tulisan di kaus vampire ini: “Saya pernah di Graceland”.
Kisah Sookie mengalir penuh liku-liku dan memang lebih berfokus pada alur yang cenderung cepat, tidak mendeskripsikan segala sesuatunya secara detail sebagaimana bacaan klasik. Saya baru benar-benar bisa menyelinap ke dalam kisah ini akibat efek ngeri sewaktu membaca Sookie menemukan jenazah neneknya di dapur.
Saya tak bisa membayangkan hal ini tanpa rasa ngeri yang begitu besar. Namun, sebagaimana karya tulis lain, tentu ada kekurangan didalamnya. Menurut saya,emosi dalam karakter-karakter masih kurang dibangun dengan rapi.
Ada beberapa bagian yang membuat saya mengernyitkan alis membaca bagaimana karakter tersebut bereaksi, dan kadang mengalami kesulitan menghubungkannya dengan kondisi yang terjadi.Meski begitu, kepingan puzzle yang hilang ini pada akhirnya bisa nampak di bagian akhir.
Saya tidak puas dengan klimaks kisah ini yang terkesan kurang menegangkan, padahal sepanjang jalur sebelumnya, misteri-misteri disusun dengan kemisteriusan yang sempurna. Selain itu, absennya salah satu tokoh utama sepanjang kisah klimaks ini juga mengurangi kepuasan saya.
Diatas semuanya, bila pembaca memang menyukai cerita vampire, seri Sookie Stackhouse adalah bacaan yang layak dipilih, mengingat novel ini juga pernah menjadi best seller di New York Times serta telah dibuat dalam serial televisi, True Blood. Alih bahasa yang baik serta hampir tidak adanya typo di novel inipun, pasti menjadikan membaca anda lebih menyenangkan.
Judul buku: A Sookie Stackhouse Novel: Dead Until Dark (1)
Penulis: Charlaine Harris
Penerbit: Kantera / 2010
Tebal: 400 hlm.
Nb. Judul buku tidak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
My Rating: 4 of 5 stars